Washington, D.C. – Dalam langkah kontroversial yang kembali menghidupkan ketegangan dagang global, mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, dikabarkan telah mengirim surat kepada lebih dari 200 negara mitra dagang berisi pemberitahuan mengenai tarif baru atas berbagai produk ekspor-impor.
Langkah ini dijuluki sebagai “surat cinta tarif” oleh sejumlah pengamat internasional karena nada surat tersebut yang tegas namun diplomatis, berisi pesan bahwa Amerika akan "melindungi industri dalam negeri dengan segala cara yang diperlukan."
Baca juga :Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Gubernur: Sektor Pertanian Naik Lebih dari 10 Persen
Kebijakan Tarif Baru: Proteksi atau Provokasi?
Dalam surat tersebut, Trump menekankan bahwa tarif baru Amerika Serikat adalah bagian dari strategi ekonomi untuk menghidupkan manufaktur domestik, menciptakan lapangan kerja, dan "menghentikan ketergantungan berlebihan pada impor murah."
Meski surat tidak menyebutkan negara secara spesifik, analis menyimpulkan bahwa China, Meksiko, dan Vietnam kemungkinan besar menjadi target utama kebijakan tersebut, mengingat volume ekspor mereka ke pasar Amerika selama dua dekade terakhir.
Respons Global Beragam
Sejumlah negara mitra menyatakan keprihatinan atas kebijakan baru ini, karena dianggap dapat mengganggu kestabilan rantai pasok global. Di sisi lain, beberapa negara justru menganggap ini sebagai kesempatan untuk menegosiasikan ulang perjanjian perdagangan bilateral.
“Jika tarif ini benar-benar diberlakukan, maka akan terjadi penyesuaian besar dalam pola ekspor-impor dunia,” ujar profesor ekonomi internasional dari Universitas Georgetown, Sarah Lindley. “Surat ini adalah sinyal keras bahwa kebijakan proteksionis belum sepenuhnya usai di Amerika.”
Tarif Baru dan Pengaruhnya terhadap Ekonomi Global
Jika kebijakan tarif tersebut diterapkan penuh, sejumlah produk teknologi, baja, kendaraan, dan tekstil akan mengalami lonjakan bea masuk. Para pelaku industri memperkirakan bahwa biaya logistik dan harga barang di pasar internasional akan meningkat signifikan dalam jangka pendek.
Beberapa perusahaan global sudah mempertimbangkan untuk merelokasi jalur produksi ke negara-negara yang tidak terdampak langsung oleh kebijakan tarif Trump.